Selasa, 04 Februari 2014

JILBAB

Pramoedya pernah bertanya:
Mengapa taplak dikenakan di kepala?

Apa dia tidak tahu itu jilbab
Bodoh sekali dia sebagai penulis ternama

Tapi kalau dia bodoh
kenapa bisa masuk penjara
Tapi kalau otaknya bebal,
kenapa menjadi calon penerima Nobel

Atau mungkin dia seorang sufi
Yang terusik melihat kekerdilan hati
Menyaksikan bukan aurat tetapi ditutup rapat
Tak berani lepas menampilkan jati diri
Memandang agama seperti tirani

Atau mungkin dia seorang bijak
Yang terpanggil mengingatkan: Itu tak layak!
Pelindung hempasan pasir wanita gurun
Mengganti terawang kerudung wanita anggun
Memerkosa warisan budaya turun-temurun

Atau mungkin dia budayawan sejati
Yang mempertanyakan seni keindahan diri
Ketika menyaksikan mahkota wanita
Unsur kecantikan karunia Sang Pencipta
Diikat mampat, kusam dikafani

Atau mungkin dia seorang negarawan
Yang khawatir, propaganda dogma telah dilansir
Mengancam eksistensi bangsa yang berdaulat dan bermartabat
Ketika simbol-simbol kelompok eksklusif lebih menonjol
Daripada semangat pluralistik yang perlu dikembangkan

Atau,
Mungkin dia iri
Melihat pembaruan telah terjadi
Wanita muslim berbusana ala biarawati
Menjadi pelayan-pelayan Tuhan, duta religi

Yang pasti dia pemikir, yang karyanya mendunia
Yang jelas, dia sengaja mencari  gara-gara

Kalau begitu pasti dia orang yang pintar
Melempar pernyataan agar otak diputar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar